Kultur Sosial Media
Dalam waktu yang relative singkat, sosial media telah menjadi tiang penyangga kehidupan. Pengguna social media yang ada sekarang ini telah tumbuh dan berkembang dari ratusan, ribuan, hingga jutaan orang. Hingga saat ini, belum terlihat ada batas akhirnya.
Bagi perusahaan, sosial media merupakan revolusi, dimana budaya tradisional perusahaan dalam berkomunikasi dari yang satu arah telah berubah menjadi dua arah komunikasi antara perusahaan dengan pengguna atau calon pemakai potensial barang dan jasa.
Sebenarnya, apakah sosial media? Social media adalah sebuah media online dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi dengan berbagi konten serta ikut menciptakan isi yang meliputi blog, jejaring social, wiki, forum dan dunia virtual. Dapat dikatakan, social media adalah teknologi yang berbasis web dan mobile yang biasa digunakan khalayak ramai untuk merubah bentuk komunikasi menjadi dialog interaktif diantara organisasi, komunitas, dan individu itu sendiri.
Seorang professor dari department marketing ESCP eropa Andreas Kaplan dan rekan kerjanya Michael Haenlein mendeskripsikan social media sebagai kelompok aplikasi berbasiskan internet yang dibangun berdasarkan ideology dan teknologi Web 2.0, yang memudahkan para pengaksesnya berkreasi serta bertukar beraneka ragam konten.
Teknologi social media dapat berupa majalah, forum internet, weblogs, social blogs, microblogging, wiki, podcast, photo atau gambar, video, dan social bookmarking. Teknologinya dapat berbentuk blogs, picture sharing, wall posting, email, pesan singkat, music, video sharing, dan lainnya lagi. Lebih detil lagi, social media mengidentifikasi, berkomunikasi, berbagi berbagai macam konten (foto, video, tips), berbicara eksistensi individu, hubungan kekerabatan antar individu, reputasi dan group komunitas.
Terdapat enam jenis social media yang sering kita temui, diantaranya proyek kolaborasi seperti Wikipedia, blog dan microblogs seperti Tumbler dan Twitter, komunitas konten seperti Youtube, media jejaring social seperti Facebook dan My Space, dunia virtual game seperti World of Warcraft, dan dunia virtual social seperti Second life. Tak asing bukan?
Perkembangan social media di Indonesia sendiri mulai booming dengan hadirnya Friendster pada tahun 2002. Friendster menjadi cikal bakal lahirnya budaya social media di Indonesia, diikuti dengan hadirnya My Space pada tahun 2003 yang sering dikatakan sebagai salah satu social media yang user friendly. Pada tahun 2004, Facebook lahir dan memperkuat eksistensi social media di dalam kultur budaya Indonesia.
Saat ini saja, Indonesia menempati peringkat kedua dunia pengguna Facebook dengan 41,77 juta pengguna Facebook. Kemudian di Tahun 2006 muncul lagi bentuk social media lainnya yaitu Twitter, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia pengguna Twitter dan Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa ketiga yang paling banyak digunakan di Twitter. Hal ini cukup menegaskan betapa besar pengaruh social media dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Mengapa social media berkembang dengan pesat di Indonesia ? Hal ini dikarenakan seseorang dapat dengan mudah mengakses, merubah, mengedit, dan mengkombinasi semua data konten yang ada baik itu video gambar atau pun foto, melalui media internet tanpa harus mengeluarkan banyak waktu dan biaya.
Dapat dikatakan, social media merupakan perwujudan dari sejatinya seorang manusia yang saling berbagi ide, berfikir, berkreasi, dan bagian dari aktualisasi diri untuk membentuk komunitas. Sehingga para pengguna social media merasa nyaman untuk menjadi bagian dari kebudayaan social media.
Jadi, inilah saatnya kita semua mulai memanfaatkan saluran social media untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Jadi, selamat ber-social media.