Mengubah Citra Customer Service di Sosial Media
Sahabat Aksi, banyak yang menilai bahwa customer service berbasiskan media sosial terkesan kaku bagi sebagian pelanggan. Ini disebabkan metode online di media sosial tidak memungkinkan seorang customer untuk melihat wajah ,tidak bisa mendengar, bahkan terkadang ada anggapan bukan orang yang menangani mereka melainkan mesin yang sudah diprogram. Namun, persepsi ini dapat kita rubah dengan beberapa tips di bawah ini:
1. Jadilah Petugas Online yang Aktif
Apapun media sosial yang digunakan, baik Facebook atau account Twiiter, kehadiran kita sangat diperhitungkan. Harus ditimbulkan kesan bahwa selalu ada orang di dalam sebuah media yang dapat membantu customer.
Poin berikutnya yaitu kecepatan dalam melayani setiap komentar, keprihatinan, dan komplain menjadi aspek yang harus diperhatikan. Fans di Facebook sangat mengharapkan jawaban dari petugas dalam hitungan jam. Lain halnya dengan follower di Twitter mengharapkan respon dalam hitungan menit. Oleh karena itu, layanan melalui account twitter hampir sama dengan menggunakan layanan telepon karena sifatnya yang realtime.
2. Jadilah Manusia Seutuhnya
Maksudnya disini jangan terpaku pada sistem yang ada saja. Sistem yang ada terkadang bersifat kaku layaknya akan terlihat seperti robot. Bayangkan percakapan yang terjadi berada di sebuah café di jam istirahat, pastinya bahasa yang dipakai pun tidak terlalu baku. Pastikan pribadi yang ramah, murah senyum, dan hangat yang ada di balik layar monitor.
Customer akan lebih cepat merasa nyaman bila seorang “manusia” yang ditampilkan dalam percakapan. Apabila customer telah nyaman berinteraksi, kita akan lebih mudah untuk berbisnis dengan mereka.
3. Kebijakan pro Customer
Training yang cukup dibutuhkan oleh petugas online, mereka harus mampu mengerti setiap kebijakan yang berlaku di tempat mereka bekerja. Perusahaan harus membekali petugas dengan kebijakan yang pro pada customer.
4. Perhatikan Setiap Saran dan Feedback
Saat ini customer akan dengan mudah merusak pencitraan perusahaan hanya dengan satu postingan buruk di media sosial . oleh karena itu pentingnya pusat perhatian difokuskan untuk menjawab setiap saran dan membalasnya dengan penuh kesantunan.