Mengenal Inbound marketing
Istilah inbound marketing masih terasa asing di telinga. Mungkin hanya beberapa dari Sahabat Aksi yang sudah mengenal istilah ini. Nah, bagi kalian yang masih belum tahu mengenai inbound marketing, tak usah khawatir karena tulisan kali ini akan mencoba mengulas beberapa analogi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mewakili makna dan pengertian inbound marketing itu sendiri. Tujuannya tentu saja untuk mempermudah Sahabat Aksi agar dapat memahami konsepnya dengan cepat.
1. Inbound marketing seperti berpacaran
Tentunya Sahabat Aksi tidak akan langsung melamar seseorang dalam kencan pertama, bukan? Calon pasangan hidup kita bisa-bisa lari menjauh karena ketakutan pastinya. Yeah, take it slow, bro! Saling mengenal-lah terlebih dahulu, perkenalkan kepada teman, kerabat, keluarga, dan barulah setelah fix kita lamar dia.
Maka, biarkan calon konsumen mengenal terlebih dahulu siapa kita dan apa produk kita. Mulai dari memberikan free sample hingga akhirnya tercipta transaksi pembelian. Diagram di bawah ini dapat memberikan detil penjelasannya
2. Blogging seperti jogging
Tentu akan lebih banyak terasa manfaatnya bila melakukan jogging secara rutin selama 30 menit sehari ketimbang berlari secara ekstrem namun hanya dalam waktu sebulan sekali saja. Sama halnya dengan blogging yang membutuhkan konsistensi dalam jangka waktu yang lama. Seperti kata pepatah, “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.”
3. Keyword strategi seperti kita masuk ke perguruan tinggi
Pemilihan keyword (kata kunci) yang tepat sangat penting dalam persaingan menjadi no.1 dalam mesin pencarian google. Analoginya seperti masuk ke perguruan tinggi. Maksudnya, kita ingin masuk ke fakultas teknik, ekonomi dan bahasa. Fakultas bahasa adalah sesuatu yang sudah pasti akan masuk. Nah, dengan sedikit kerja keras tentunya kita juga pasti dapat masuk ke fakultas teknik. Intinya, kita harus menjadi yang terbaik bila kita ingin masuk ke jurusan yang terbaik juga.
Mulailah berpikir mencari keyword yang tepat, dimulai dari 1 frase sederhana sebagai induk dari frase. Frase seperti ini amat banyak dan menjadi bahan pencarian pertama di goggle search contohnya “Sepatu”, ada juga frase beranak kalimat panjang contohnya “Sepatu Nike untuk perempuan”. Kita harus dapat menemukan frase tepat yang berada diantara keduanya.
4. Internet seperti kontes kepopuleran
Semakin banyak orang yang memilih kita, semakin besar pula kemungkinan kita untuk menjadi seorang yang terkenal atau popular. Analogi ini membantu memahami bagaimana cara kerja inbound links, bila konten yang kita miliki benar-benar bagus maka akan banyak orang yang ingin terhubung dengan kita. Google selalu ingin yang terbaik bagi pencari kontennya, maka konten kita pun akan akan muncul dengan mudahnya dalam urutan pertama untuk topik yang berkenaan.
5. Conversion Path seperti dokumentasi Discovery Channel
Conversion Path adalah sebuah proses yang mengubah pengunjung situs menjadi pelanggan. Maksud analoginya adalah seperti kita sedang membuat sebuah film dokumentar tentang binatang di alam bebas. Kita pancing binatang liar tersebut, tangkap, kita beri label, kemudian kita lepaskan kembali ke alam bebas.
Apakah kalian masih bingung? Ini adalah proses lengkap dari Conversion Path, yaitu panggilan berkunjung ke situs (Call to action), halaman situs yang menarik (Landing Page), form pendaftaran (Form Submission) , dan halaman ucapan terimakasih (Thank You Page).
a. Call to Action (sebagai umpannya)
Pancing dengan tawaran yang tidak mungkin dapat ditolak, promosikan lewat pesan-pesan yang menggoda dan berikan design yang eye catching.
b. Landing Page (sebagai kandangnya)
Halaman awal dari situs kita dibuat semenarik mungkin dengan navigasi yang memudahkan pengunjung untuk dapat mengenal produk dengan baik serta dibarengi suasana experience yang tidak mudah untuk dilupakan.
c. Form (label)
Buatlah pengunjung bersedia untuk mengisi form tentang data-data penting sehingga ketika mereka datang berkunjung kembali kita dapat mengindetifikasi mereka dengan baik.
6. Automatisasi marketing seperti perjalanan lewat udara
Sahabat Aksi bisa memakan waktu tiga hari untuk mengemudi dalam mobil atau naik pesawat dan sampai dalam waktu 5 jam.
Mari pertimbangkan automatisasi marketing seperti otomatisasi email. Sahabat Aksi bisa menghabiskan waktu menyusun pesan email pribadi untuk semua orang di daftar email kita dan setelah menulis email kesepuluh menyadari bahwa sebenarnya isi dari email itu mengatakan hal yang sama di setiap emailnya. Jadi, bukannya menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengirimkan email secara pribadi dan manual, tetapi kita buat satu email yang dapat mewakili maksud dan tujuan lalu mengirimkannya ke semua daftar yang ada. Tentunya akan menghemat waktu dan tenaga bukan?